Desain Kemasan di slide adalah hasil kami, Packaging dan segala unsur-unsurnya (desain, brand. photografi, maskot dll) ini telah menjadi hak perusahaan tertentu yang telah di patenkan desainnya.
Desain Kemasan di slide adalah hasil kami, Packaging dan segala unsur-unsurnya (desain, brand. photografi, maskot dll) ini telah menjadi hak perusahaan tertentu yang telah di patenkan desainnya.
BONTANG – Bersama sahabat-sahabat UKM Bontang yang cerdas dan bersemangat tinggi …, Tingginya taraf kehidupan masyarakat kota Bontang sangat berpengaruh kepada gairah wirausaha para UKM di sana, persaingan produk UKM sudah jauh lebih tinggi dibanding beberapa daerah di sekitarnya. Maka pelatihan kemasan menjadi sangat penting guna merubah dan meningkatkan nilai tambah kualitas produk mereka. Sukses dan berkah buat UKM Bontang !
Seberapapun melihat kenyataan industri di beberapa negera tetangga jauh di atas kita, terlebih di menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, maka fonomena ini tidak menjadikan kita ciut menghadapi persaiangan free market di kawasan ini. hari ini bukan lagi kata siap atau tidak siap, tapi yang harus ada adalah motivasi siap tempur dengan segala “senjata” yang telah kita asah semaksimal mungkin.
Dalam hal ini UMKM adalah salah satu subyek yang harus dikembangkan, diasah menjadi lebih berdaya saing. UMKM yang jumlahnya sangat banyak di negeri ini senantiasa akan menjadi penggerak utama perekonomian bangsa. Maka tidak hanya pemerintah, namun banyak komponen yang harus bersinergi membangkitkan bisnis UMKM ini, termasuk BDS-P dan lembaga – lembaga pendampingan UMKM lainnya.
Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia, sebagai salah satu BDS-P yang concern di bidang pengembangan kemasan UMKM di Indonesia memandang bahwa 2015 inilah saatnya secara masif merubah cara berfikir UMKM, banyak orang menganggap bahwa pemasaran merupakan pertarungan antar produk dan mengira produk terbaiklah yang akan menang, tapi sebenarnya pemasaran merupakan pertarungan persepsi. Yang ada dalam dunia pemasaran hanyalah persepsi dalam ingatan konsumen, siapa yang dapat menanamkan persepsi dengan baik di benak konsumen, dialah pemenangnya.
Dalam buku 22 Immutable Laws of Marketing (Hukum Tetap Pemasaran) karangan Al Ries & Jack Trout disebutkan beberapa eksekutif minuman ringan percaya bahwa pemasaran merupakan pertarungan antar-rasa. Perusahaan Coca-Cola pernah melakukan 200.000 kali uji rasa yang membuktikan New Coke memiliki rasa yang lebih enak daripada Pepsi-Cola, dan Pepsi memiliki rasa yang lebih enak daripada formulanya yang semula yang sekarang disebut Coca Cola Clasic. Namun yang memenangkan pertarungan dalam pemasaran menunjukkan bahwa minuman yang dibuktikan dalam riset sebagai minuman yang memiliki rasa paling enak yaitu New Coke justru berada di tempat ketiga. dan minuman yang diperlihatkan oleh riset sebagai minuman dengan rasa paling tidak enak yaitu Coca Cola Clasic justru berada di tempat pertama.
Kalau realitas pertarungan pemasaran saat ini adalah pertarungan produk, maka mungkin saja KFC atau Coco-Cola tidak akan pernah masuk Indonesia dan menguasai pasar negeri ini. Saat ini terbukti produk lokal masih belum ada yang mampu menguasai pasar sehebat dua produk tersebut. Pertanyaannya adalah, apakah konsumen / orang Indonesia percaya dan mengakui bahwa dari segi mutu rasa (produk) kedua produk tersebut betul-betul enak di lidah konsumen Indonesia ?, apakah tak ada minuman lokal yang bisa mengalahkan nikmatnya meneguk Coco-Cola ?, atau tak ada ayam goreng lokal yang mampu mengalahkan gurih dan nikmatnya ayam goreng asal Amerika ini ?. Jawabannya pasti tidak ada jaminan bahwa dua produk itu dari sisi rasa betul-betul diterima dan sesuai dengan lidah Indonesia. maka disinilah kekuatan branding yang telah mengarahkan secara masif persepsi ratusan juta penduduk Indonesia.
Oleh sebab itu saya dalam beberapa pelatihan kemasan selalu berupaya mengedukasi para UMKM bahwa era saat ini tidak lagi kita berkutat pada perjuangan bertarung di sektor produk saja, karena era saat ini adalah era membangun branding, era merebut hati konsumen, era menguasai persepsi.
Dan untuk produk UMKM, kemasan adalah hal pertama dalam proses membangun branding, karena menurut penyelidikan para ahli, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 persen adalah penginderaan yang dilakukan melalui penglihatan. Dengan begitu, unsur-unsur grafis dari kemasan yaitu: warna. bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak, merupakan unsur visual yang memegang porsi terbesar dalam penyampaian pesan kemasan secara kasatmata (optical communication). Sehingga secara keseluruhan, penampilan kemasan harus berdaya tarik, baik daya tarik secara visual dan daya tarik dari sisi kepraktisan. Daya tarik visual adalah terkait unsur-unsur grafis, sedangkan daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efesiensi yang terdapat pada suatu kemasan, misalnya berbagai kemudahan yang sehingga kemasan mudah dipajang, dibawa, dibuka, dan lain sebagainya. Dalam proses persepsi, daya tarik suatu kemasan akan diserap otak sadar dan otak bawah sadar konsumen. Ini pada akhirnya banyak mempengaruhi reaksi atau tindakan konsumen di tempat penjualan. Selanjutnya dari sini ketika konsumen sudah mengenal produk secara visual, maka hal lain bisa kita bangun dalam upaya membangun branding produk.
Maka kini saatnya merubah paradigma berfikir yang menganggap bahwa pemasaran merupakan pertarungan antar produk dan mengira produk terbaiklah yang akan menang, tapi sebenarnya pemasaran merupakan pertarungan persepsi, perusahaan yang mampu membranding bagus produknya, dialah yang akan menguasai persepsi.
Oleh : Nashrullah Hasin – Konsultan Kemasan
Rasanya tidak pernah puas kami menciptakan kreasi-kreasi baru untuk kemasan UKM Indonesia, hampir setiap ‘curhat” UKM kepada kami terkait kemasan adalah kendala minimum order, seharusnya memang masalah ini tidak perlu terjadi andai lembaga-lembaga pemerintah lebih intens menyoal maslah kemasan ini, misalnya mungkin melalui koperasi, UKM dapat mendapatkan kemasan yang diinginkannya dengan pembelian berapapun ia punya dana, atau berapapun ia butuh kemasan tanpa ada kendala di minimal order, sehingga solusinya koperasi menjadi lembaga yang bersedia “nalangi” biaya kemasan yang dibutuhkan UKM anggotanya, Caranya koperasi menjadi penyedia kemasan dengan cara pengorderan reguler (tentu saja tetap dengan min order), namun sekali order yang bisa untuk beberapa UKM atau beberapa produk, misal minimal order 100.000 pcs kantong kemasan modern ( seperti Taro, Qtela dll), maka bagaimana 100.000 pcs tersebut bs untuk 9 UKM, atau bisa untuk 9 produk / desain, sehingga beban koperasi tidak terlalu berat, … simpel kan ? saya yakin bisa, dan kami Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia dengan senang hati dan bersedia menjadi partner koperasi-koperasi atau lembaga-lembaga yang intens dan berkompeten di pembinaan UKM yang bersedia menjadi penyedia kemasan modern untuk UKM Indonesia.
Hehe… semoga gagasan ini terealisasi …Aamiin.
Tapi jangan khawatir ….!
Hehehe kini di bulan kemerdekaan ini kami mempersembahkan inovasi baru, kemasan full desain/colour dengan bahan paduan kertas dan foil dan plastik OPP/CPP sehingga tampillah kemasan yang keren dengan sisi bawah transparan, sehingga sangat cocok buat UKM yg terkendala biaya karena minimum order yang besar tanpa menghilangkan tampilan kemasan yang keren dan menarik.
Kemasan ini sangat cocok untuk kemasan kripik-kripik, snack, dan lain-lain
Tunggu apa lagi segera hubungi tim kami di : 085 731 916 832.
Alhamdulillah akhir Mei 2014 kami dan tim dari Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia berkesempatan mengisi pelatihan kemasan untuk UKM di kabupaten Hulu Sungai Utara. Tepat jelang isya’ kami sampai di kota Amuntai yang juga dikenal sebagai kota Itik, krn tidak jauh dari kota Amuntai yang merupakan ibu kota Hulu Sungai Utara (HSU) ada sebuah perkampungan penghasil itik, Alabio nama daerah tersebut, sehingga itik nyapun dikenal dengan itik alabio. Itik alabio rupanya telah dijadikan ikon dari kabupaten Hulu sungai Utara, sebuah patung besar itik Alabio ini pun telah di bangun di kota Amuntai.
Daerah amuntai ini juga terletak tepat di tengah-tengah kalimantan bagian tenggara, jika menuju ke selatan melalu sungai besar maka kita akan menembus sungai barito dan memasuki banjarmasin, begitu pula dengan jalan darat. Untuk menuju wilayah utara kalimantan tengah seperti tamiyang layang, buntok, muara teweh, dan puruk cahu kita dapat menggunakan sungai maupun darat. Begitu pula jika kita ingin menuju ke kalimantan timur, tidak terlalu jauh maka kita akan menemukan tapal batas kalimantan timur dan kita bisa menuju ke daerah Penajam Pasir dan kota balikpapan.
Wilayah Amuntai adalah daerah yg 60% dikelilingi oleh rawa-rawa, wilayah itu jika di musim hujan akan terjadi banjir dan seluruh wilayahpun akan terlihat seperti lautan. Namun menarinya di tengah-tengah lautan rawa air tawar ini kita bisa menemui perkampungan-perkampungan dengan penduduk yang banyak, bahkan sampai-sampai pemerintah daerah membuatkan rumah sakit disana. salah satunya adalah kecamatan Paminggir, sebuah wilayah yang cukup unik, sudah ribuan tahun daerah ini ditinggali manusia, dan mungkin kita tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya tinggal di tengah-tengah rawa yang sangat luas.
Pelatihan kemasan mendapat sambutan dan antusiaisme peserta, apalagi kami mengkonsep pelatiahn ini didominasi paraktek, adapaun teori dan wawasan-wawasan terkait kemasan kami hanya berikan 20%, rasanya praktek inilah yang membuat UKM HSU lebih semangat dan lebih membutuhkan.
Dalam pelatihan ini kami lebih memprioritaskan target bagaimana UKM pasca pelatihan bisa membuat kemasan menarik dan kreatif dari bahan-bahan yang bisa mereka dapatkan di daerah Amuntai, dengan sekedar mengolah kreatif plastik PP bening bisa menyulap menarik kemasan-kemasan mereka sebelumnya.
Secara umum produksi makanan olahan di HSU tidak ada yang spesifik, mungkin hampir sama dengan produk daerah tetangga yaitu HSS (Hulu Sungai Selatan), namun HSS sejauh ini sudah lebih menang karena beberapa icon oleh-oleh dan kuliner ada di Kandangan, yaitu Dodol Khas Kandangan dan Ketupat Kandangan. Harapan saya krupuk itik bisa menjadi icon HSU, karena selain terbilang langka untuk daerah lain, di HSU UKM yang memproduksi krupuk Haruan terbilang banyak, terlebih lagi itik Alabio sudah menjadi ciri khas daerah ini, berbicara HSU maka tak akan pernah lepas dengan Itik Alabionya, bahkan itik panggang ala Amuntai dikenal paling enak di daerah Kalimantan, Nah rasanya Amuntai harus lebih kreatif mengolah itik Alabio yang sudah membranding ini. Disinilah peran pemerintah daerah memperhebat potensi ini.
Dan kami siap bersama membranding Amuntai dengan varian produk kreatif yang berasal dari itik Alabio yang telah tersohor.
Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (Piblam) Universitas Brawijaya (UB) kembali menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Jawa Timur. Kegiatan yang diawali pada 2012 ini merupakan hasil kerjasama antara Piblam UB dengan Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia. Bimtek “Teknik Kemasan” kali ini diikuti 45 UMKM di wilayah Malang Raya dan Blitar Raya. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 30 UMKM.
Perwakilan Kemenkop UKM, Hasdiana mengharapkan pertemuan dirinya dengan wakil UMKM dapat mengidentifikasi kendala dan keinginan mereka. Karena itu, pembukaan bimtek pada Kamis sore menjadi ajang dialog langsung antara UMKM, Piblam UB, Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur dan Kemenkop UKM.
Dalam paparannya, Hasdiana menyampaikan harapan Kemenkop UKM agar UMKM yang telah mengikuti bimtek sejak 2012 bisa mengembangkan dirinya lebih jauh. “Ibarat bayi, peserta yang mengikuti bimtek sejak 2012 harapannya telah mulai bisa berjalan sendiri dan dilepas,” kata Hasdiana. Dengan begitu, maka program Kemenkop UKM bagi UMKM pada 2014 mendatang dapat dikembangkan. Disampaikan Diana, Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM pada 2014 mendatang akan mulai menggelontorkan bantuan modal usaha yang akan disalurkan melalui piblam UB. Dengan Piblam UB juga, pada tahun tersebut bimtek akan tetap diselenggarakan dengan menambah UMKM hingga 100 peserta. Identifikasi kendala dan keinginan UMKM dalam kesempatan tersebut kemudian akan menjadi masukan bagi program mendatang.
Salah satu wakil UMKM yang telah mengikuti bimtek sejak 2012 adalah Endang (outward/peserta dari luar kampus). Pemilik usaha keripik di Kabupaten Malang ini mengaku mendapat manfaat lumayan banyak melalui bimtek. Diantara manfaat tersebut adalah pengetahuannya tentang penentuan harga jual yang benar, penyusunan rencana bisnis serta pembuatan kemasan yang bagus dan layak jual. “Tetapi yang dibutuhkan bukan itu saja, banyak kekurangan di UMKM yang membutuhkan bantuan Kementerian,” kata Endang. Kebutuhan tersebut diantaranya peralatan, standarisasi mutu serta perijinan seperti ijin merk dan ijin halal. “Kami berharap janji Kementerian bisa dipenuhi dan kami bisa dibimbing hingga menjadi anak,” katanya. Manfaat yang sama juga dirasakan salah satu peserta inward(mahasiswa UB). Bantuan modal agar bisa mandiri sangat dibutuhkan sehingga pihaknya bisa membuka usaha diluar kampus.
Menanggapi paparan perwakilan UMKM, Hasdiana menyampaikan bahwa melalui bimtek (teknologi produksi), Kemenkop UKM berharap dapat meningkatkan empat hal yakni daya tawar UKM, nilai tambah, produktivitas dan kinerja. Sebagaimana harapan awal dari program Kementerian, Diana menambahkan, bahwa sebelum diberi modal usaha perlu ada pembekalan. Karena itu, bimtek diberikan secara bertahap mulai 2012 dan modal mulai akan digulirkan pada 2014.
Bantuan modal yang diberikan kepada UMKM, ditandaskan Diana bukan dalam bentuk bantuan sosial (hibah) namun Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan model kredit lunak. “Model ini diharapkan dapat memotivasi UMKM untuk mengembalikan pinjaman,” katanya. Dengan begitu, maka UMKM dapat meningkatkan omset, kemitraan dan kepercayaan dirinya. Untuk mempermudah pelaksanaan program ini, maka UMKM yang mengikuti kegiatan Piblam UB disarankan untuk membentuk koperasi.
Materi tentang perkoperasian kemudian disampaikan oleh Perwakilan Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur, Edy Wiyono. “Dengan jumlah lebih dari 20 orang, maka binaan Piblam UB telah memenuhi syarat untuk mendirikan koperasi,” kata Edy. Koperasi produksi, menurutnya cocok untuk mengakomodir kebutuhan UKM binaan Piblam UB.
Diwawancarai PRASETYA Online, Kepala Divisi Inkubator Bisnis Piblam UB, Dr. Susilo, SE, MS menyatakan bahwa Piblam merupakan bagian dari 35 Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di seluruh Indonesia yang dipercaya Kemenkop UKM untuk membina mitra UMKM. Pada 2013 ini, sebanyak 45 UMKM terpilih untuk mengikuti bimtek dari 120 pelamar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7 mitra berasal dari internal UB. Pembinaan Piblam, menurutnya berupa bimbingan teknis meliputi teknik produksi, teknik keuangan (perencanaan bisnis dan pertanggungjawaban), teknik kemasan dan pemasaran.
Selain materi kelas dan praktek, Piblam melalui inbis juga melayani bantuan sumber daya (tenaga ahli) untuk melakukan pendampingan konsultative. Pada 2013 ini, menurutnya materi masih berkisar pada usaha makanan dan minuman. Pada 2014 mendatang, selain recruitment tenant hingga 100 UMKM juga akan dikaji kebutuhan UMKM mitra seperti peralatan, permodalan, dll.
Pada bimtek “Teknik Kemasan” kali ini, ada tiga materi yang disampaikan oleh tiga orang pembicara yang berkompeten meliputi “Desain Kemasan Produk Olahan” oleh Nashrullah Hasin Direktur Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia, “Kemasan dan Jenis Kemasan Produk Olahan” oleh Tonny Martha Hartawan dari AA packaging dan “Peranan Merk, Label, dan Desan Kemasan Pada Pengemasan Bahan Pangan” oleh Dr. Ir. Maimunah Hindun Pulungan, MS dari Universitas Brawijaya Malang). [denok]
Kabupaten Balangan adalah kabupaten baru yang merupakan pemekaran dari kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dari sisi semangat pembangunan infrastruktur memang sudah terbilang cukup baik, meski masih ada juga ditemui kekurangan yang relatif sebagai sosok kabupaten yang masih berumur muda. Daerah yang dikenal sebagai penghasil karet dan gula aren ini menuntut diri untuk bisa tampil sejajar dengan kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan.
Kami dari Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dalam peran pembangunan di kabupaten baru ini. Tepat di awal April 2014 kami diamanahi oleh Dinas Perindag provinsi Kalimantan Selatan untuk membina UKM di kabupaten Balangan di sektor pengembangan kemasannya. Dari 25 peserta yang ikut dalam pelatihan ini sekitar 40% adalah pengusaha gula aren dan gula semut, selebihnya adalah UKM-UKM makanan-makanan ringan, minuman. Waktu 2 hari kami lebih fokuskan utk memahami urgensi fungsi kemasan, mengkonsep kemasan sesuai produknya, mengenal karakter produk, merek / labeling dan branding, serta hal-hal terkait legalitas seperti halal, P-IRT dll. Dan sebagai poin inti lebih didominasi waktu praktik merancang dan membuat kemasan.
Momen yang paling membahagiakan kami dan tim saat kami bisa melihat raut muka bahagia bercampur kaget ketika peserta melihat bagaimana kemasannya yang selama ini teramat sangat sederhana disulat menjadi kemasan yang menarik dan “menjual”.
Ternyata gampang dan mudah kan menyulap kemasan menjadi keren ? setidaknya mereka timbul semangat baru untuk bisa lebih produktif mengembangkan produk nya. Dan yang paling keren — tidak perlu biaya mahal! –.
Sukses buat UKM Kabupaten Balangan !!!.
Banyak dari kita menggunakan komputer, televisi, bermain game, atau telepon selular kita. Tanpa kita sadari merek produk elektronik yang ada di sekeliling kita sangatlah akrab di telinga, tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan merek tersebut pertama kalinya? Berikut kita melihat bagaimana mereka mendapatkan nama tersebut.
1. Kodak
George Eastman merupakan pendiri dari perusahaan tersebut pada tahun 1888. Eastman mencari nama yang pendek untuk dijadikan merek dengan alasan lebih mudah diucapkan dan hanya merujuk kepada produknya. Kemudian dia mengatakan bahwa dirinya menyukai huruf “K” karena memiliki kesan kuat dan tajam dibanding dengan huruf yang lain. Setelah itu Eastman ingin memiliki sebuah merek yang diawali dan diakhiri dengan huruf “K”, setelah bermain dengan huruf, akhirnya dia mendapatkan sebuah nama KODAK
2. Nintendo
Nama Nintendo bila diterjemahkan dalam bahasa inggris berati “Leave Luck to Heaven”. Nama Nintendo sendiri sebenarnya terasa lebih pas sebelum mereka bergelut di bidang video games, pada tahun 1889 telah membuka usaha kartu permainan Jepang yang disebut kartu Hanafuda dengan desain gambar-gambar bunga.
3. Sega
Sega memulai bisnisnya di Hawaii pada tahun 1940 sebagai penyedia game standart berupa mesin Pinball untuk memberikan hiburan para prajurit perang. Pada 1951, perusahaan ini pindah ke Tokyo, Jepang dan menamai dirinya “Service Games” untuk mencerminkan perusahaan bisnisnya di bidang mesin permainan yang menggunakan koin untuk memenuhi kebutuhan prajurit Amerika. Pada 1965, Service Games merger dengan Rosen Enterprises dan namanya disingkat menjadi SEGA.
4. Nokia
OPEN
Perusahaan elektronik modern seperti Nokia pada awalnya bukan merupakan perusahaan selular seperti saat ini. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1865 merupakan pabrik kertas yang berada di Tampere, Finlandia. Ketika pemiliknya Fredrik Idestam membuka pabrik kedua di Nokia, Finlandia, dia ingin agar nama kota tersebut menjadi nama merek. Nama kota tersebut diambil dari nama sungai yang melintasi kota tersebut, Nokianvirta River.
5. Toshiba
Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho. Mengambil beberapa huruf di depan dari masing-masing perusahaan “TO” dan “SHIBa”, maka lahirlah merek Toshiba.
6. Sanyo
Nama Sanyo berarti “tiga lautan” dalam bahasa Jepang; pendiri perusahaan ingin menjual produknya melalui jalur samudra Hndia, Atlantik, dan Pasifik untuk mencapai seluruh dunia.
7. Seiko
Perusahaan pembuat arloji yang mengambil nama dari kata Jepang yang berarti “sempurna” atau “sukses”.
8. Canon
Ketika Precision Instrumen Laboratorium Optikal pertama kali mulai dikembangkan di Jepang, awalnya menggunakan lensa kamera 35mm yang dilengkapi dengan focal plane shutter, para insinyur mengatakan bahwa ini merupakan penciptaan “Kwanon”, setelah dewi Buddha memberi petunjuk. Ketika kamera telah siap dijual di seluruh dunia pada tahun 1935, perusahaan memutuskan untuk sedikit merubah nama menjadi “Canon” sehingga akan lebih mudah diterima bagi pasar internasional.
9. Sharp
Produsen elektronik ini dimulai pada tahun 1912 yang bergerak di bidang logam untuk memenuhi toko Tokuji Hayakawa secara pribadi termasuk spesialis kancing gesper. Pada tahun 1915, Hayakawa meningkatkan permintaannya menjadi pensil mekanik yang dikenal dengan nama Ever-Sharp, dan untuk menghargai karyanya, Hayakawa mulai menjuluki perusahaan itu “Sharp.”
10. Motorola
Pendiri perusahaan Paul Galvin memilih nama itu pada konvensi ejaan penamaan lama yang meletakkan “-ola” pada akhir kata nama-nama radio seperti Victrola. Sejak Galvin dan perusahaan yang membuat radio yang bisa dibawa kemana-mana, ia menggabungkan kata “motor” dengan “-ola” untuk mendapatkan nama merek tersebut.
11. Samsung
Samsung memulai usahanya pertama kali pada tahun 1938 ketika Lee Byung-Chull membuka “Samsung Store” di Korea. Toko yang pada awalnya difokuskan pada ekspor ikan kering dan buah-buahan, tetapi melompat ke elektronik di tahun 1960-an. Samsung merupakan sebuah bahasa korea yang berarti “bintang tiga,” yang memberi isyarat keberuntungan dari nomor tiga.
12. Apple,Inc
Pada saat awal berdiri, perusahaan Steve Jobs masih belum memiliki sebuah nama selama kurang lebih 3 bulan. Pada saat Steve Jobs makan buah apple maka tercetuslah ide untuk memberi nama perusahaan dengan nama Apple.
13. Compaq
Berasal dari kata Computer dan Pack yang mengartikan komputer kecil yang terintegrasi, sesuai dengan produk pertama mereka yang sangat compact Compaq Portable.
14. Casio
Awal berdirinya Casio merupakan pabrik Sub kontaktor. Nama Casio diambil dari nama pendiri, Kashio Tadao.